Tafsiran dan bahan Khotbah Kejadian 16:1-15, Hagar dan Ismael


Hagar dan Ismael
            Mendengar kedua tokoh ini, tentu kita akan mengingat bahwa Hagar adalah budak Sara yang dikawini oleh Abraham dengan persetujuan Sara. Yang melahirkan Ismael bagi Abraham. Karena pada saat itu kandungan Sara ditutup oleh Allah sehingga ia tidak dapat melahirkan anak bagi Abraham.
            Terkadang seorang pengkhotbah dan juga umat Kristen mengabaikan atau memiliki perhatian yang agak kurang terhadap kedua tokoh ini, perhatian penuh hanya pada tokoh Ishak.
            Kejadian 16: 1, “Sarai, istri Abram, belum juga mendapat anak. Tetapi ia mempunyai seorang hamba dari Mesir seorang gadis yang bernama Hagar.” Hagar adalah seorang gadis budak dari Mesir. Seorang budak tidak akan memiliki hak, jika ia tidak dimerdekakan oleh tuannya. Dan jika budak ini mempunyai anak, maka seluruh keturunannya tetap menjadi budak.
            Ayat 2 “Engkau tahu Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu..” perkatan Sara disetujui oleh Abraham. Hal ini menunjukkan keraguan dari kedua pasangan ini terhadap janji Tuhan. Kebimbangan dan sikap menganggap “rendah” Sara terhadap janji Tuhan menjadi awal peristiwa-peristiwa besar dan bencana besar akan dialami keluarga ini.
            Oleh karena kebimbangannya, Sara mengizinkan Abraham menikahi Hagar. Seola-olah Sara ingin membantu Allah untuk melaksanakan janji keturunan bagi Abraham. Sara menganggap mudah persoalan  ini sehingga ia menawarkan budaknya.
            Akhirnya Abraham tidur dengan Hagar, ini menandakan telah terjadi pernikahan. Mereka hidup sebagai suami-istri, dan akhirnya ia mengandung. Saat ia mengetahui bahwa ia mengandung seorang anak bagi Abraham, Hagar menjadi sombong dan meremehkan Sara. Dijelaskan dalam ayat 4 “..maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu” .
            Peristiwa yang dialami oleh Sara adalah akibat dari salahnya sendiri. Ia meremehkan janji Tuhan, akhirnya ia pula yang diremehkan oleh hambahnya. Pada ayat 5 sampai pada ayat 6 mengambarkan percekcokan, konflik dalam rumah tangga mereka berdua. Sara menagguhkan, perkara yang ia alami kepada Abraham “..penghinaan yang kuderita ini adalah adalah tanggung jawabmu;..Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.” Dan dikisahkan dalam ayat 6 Abraham memberi kembali Hagar kepada Sara untuk diperlakukan sesuka hatinya padahal ia adalah istrinya.  Sara memperlakukan Hagar dengan sesuka hatinya, sehingga ia melarikan diri”. Peristiwa ini tidak lepas dari peristiwa yang sebelumya, buah yang tidak baik dihari ini adalah hasil dari pupuk yang tidak baik yang ditabur dahulu, begitu pun sebaliknya.
            Mereka saling mempersalahkan dan melepaskan tanggung jawab. Tindakan Sara bukanlah suatu hal yang terpuji.
            Alkitab dengan jujur dan terbuka mengungkapkan  bahwa meskipun Sara adalah ibu dari orang beriman, tetapi segala kelemahannya tidak ditutupi. Kelemahanya dibongkar dan itulah kebenaran.
            Dikisahkan pada ayat 7-15 Hagar kembali kepada tuanya Sara dan rela menjalani penindasan yang akan dialaminya ay 9, karena ia percaya akan janji yang diucapkan oleh Malaikat Tuhan kepadanya, yakni membuat keturunannya banyak tak terhitung ay 10 karena anak yang dikandungnya adalah keturunan dari Abraham juga, sehingga berhak memperoleh berkat dan janji yang diberikan Tuhan kepada Abraham. Peristiwa ini ingin menggambarkan orang tua yang rela menderita demi anaknya mempunyai masa depan yang baik bagi dirinya maupun anaknya.
            Nama Ismael sendiri adalah nama pemberian dari sang Ilahi, Isma artinya mendengar dan El artinya Allah. Jadi arti Ismael adalah Allah mendengar, hal ini dapat juga dipahami pada ay 11. Namun kelakuannya akan seperti keledai liar. Arti dari keledai liar bukanlah hal yang negatif, ini dapat dijejaki dalam Ayub 39:5-8 dan menurut pandangan orang Ibrani. Keledai liar menggambarkan suatu kemerdekaan, hewan yang tidak dapat dipekerjakan, diperbudak (dimerdekakan).
            Ada beberapa point penting pada kisah ini, saudara yang akan memetik sendiri buah dari kisah Hagar dan Ismael. Tapi yang terpenting jangan pernah ragukan Tuhan mu. Tuhan tahu apa yang engkau butuhkan dan tahu kapan waktu yang tepat, maka dari itu biarlah kehendak-Nya mengalir dalam hidup mu, dan jangan pernah melawan aliran itu dengan meragukannya, karena akan berakibat buruk bagi mu.
            Tuhan tahu dan lebih mengenal apa, bagaimana dan siapa dirimu dibanding engkau mengenal dirimu.. Percayalah !!!
            Salam Kasih Kristus, semoga menjadi berkat..

Renungan Mengikut Kristus dengan Motivasi yang Benar


Renungan Yohanes 6:25-36 “Mengikut Kristus dengan Motivasi yang Benar”
Nats Pokok: Yohanes 6:26: "Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang". 

Kisah lima roti dan dua ikan menjadi latar belakang kisah renungan hari ini..
       Persoalan iman kepada Yesus memang menjadi soal yang serius bagi gereja dewasa ini. Gereja yang pada hakekatnya adalah sekumpulan orang-orang percaya kepada Kristus, berkembang dan hanya mengikut Yesus karena warisan iman dari orang tua, sehingga mengikut Yesus terkadang dengan berbagai motif dan juga tidak memahami dengan sadar penuh apa arti yang sesungguhya dari mengikut Kristus. Tidak menutup kemungkinan banyak orang Kristen yang hidup mengikut Kristus dengan dilatar belakangi oleh banyak hal-hal duniawi, bukan karena dasar iman yang sungguh-sungguh kepada Yesus. Misalkan soal cinta, soal uang, jabatan atau status, dan mungkin juga soal kepentingan perut masing-masing yang memotivasi mereka untuk datang kepada Yesus.
Ada banyak orang yang menjalani kehidupan Kekristenanya tidak begitu serius, ini ditandai dengan kehidupan yang serba baik hanya pada lingkungan gereja seperti; menolong, beribadah, berbuat kasih dan sebagainya, itu semua hanya terjadi pada lingkungan gereja saja, misalkan para majelis membantu warga jemaatnya yang kurang mampu, nah sedangkan tetangga mereka yang bukan warga gereja (non Kristen) yang berada pada kekurangan tidak diberi pertolongan. Apakah ini sebuah wujud dari komitmen mengikut Yesus seungguh-sungguh? Tentu tidak!
Kisah dalam Yohanes 6:25-36, yang mengisahkan orang banyak mencari Yesus, memberi suatu pukulan bagi orang Kristen, mengapa? Jika kita menyimak dengan baik kisah dari “Lima roti dan dua ikan sampai pada Roti hidup” kita akan memahami bagaimana Yesus memberi “singgungan” yang keras kepada mereka (ay 26-27). Mereka datang kepada Yesus bukan karena iman kepada-Nya, tapi karena makanan yang diberikan oleh Yesus (Lima Roti dan Dua Ikan).
Kisah ini menjadi pergumulan kita bersama dihari-hari kedepan, sehingga sangat perlu bagi kita untuk mengubah cara berpikir kita, cara pandang kita terhadap iman kita kepada Yesus, yang dulu hanya dengan motivasi yang keliru kini menjadi motivasi yang benar, yang sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Hiduplah dalam iman yang benar kepada Yesus Kristus.
Add caption
Jangan miliki sifat yang sama seperti “orang banyak” dalam kisah ini, motivasi yang baik akan menghasilakan hasil yang baik. Tuhan Memberkati

Motivasi Iman "Jawaban atas Pergumulan"

     Mazmur 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
            Pergumulan memang menjadi suatu tantangan yang begitu sulit untuk dihadapai oleh setiap orang. Selama kita masih bernafas pergumulan itu akan terus menimpa kita semua, entah itu anak, saudara, orang tua, keluarga  dan bahkan orang disekitar kita, juga diri kita sendiri. Tak ada yang tahu kapan hal menyedihkan ini datang menimpah.
    Pergumulan akan membawa kita pada pemikiran apakah dapat diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Sehingga kita tak tahu bagaimana jawaban dari akhir pergumulan itu, itulah hidup. Banyak orang cemas akan hidup yang ia lalui ketika berada pada zona pergumulan, karena mereka akan berpikir bahwa mereka akan berada pada situasi yang menyulitkan dirinya.
            Didalam kisah tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf yang dijual saudara-saudaranya dan Ayub yang berada pada persoalan hidup yang dilalui dengan waktu yang cukup panjang, menjadi pelajaran bagi kita semua. Terkadang kita terlalu cepat untuk mengeluh, terkadang juga kita terlalu cepat untuk putus asa sehingga semangat hidup dalam menghadapi persoalan tidak ada lagi, karena sikap seperti ini yang ada pada diri kita maka persoalan itu malah menguasai diri kita dan membawa kita menuju pada kebimbangan hidup. Seorang Kristen yang berada pada situasi pergumulan harus pandai dalam menyikapi ujiannya, seorang Kristen harus mampu berpikir bahwa ada kuasa Allah yang akan menjadi jawaban atas tiap persoalan. Mungkin dengan sepintas anda akan ragu bahwa Tuhan tidak akan menjawab persoalan anda tapi nyatanya tidak seperti itu. Kisah Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya hingga sampai pada kisah Yusuf yang menjadi penguasa di Mesir menjadi jawaban atas keragu-raguan anda.
        Jika Pergumulanmu membuat engkau cemas dan putus asa datanglah kepada Allah melalui doa (Dia hanya sedekat doa), karena hanya dekat pada-Nya kita akan merasa tenang dalam situasi apapun dan keselamatan kita hanya datang dari pada-Nya. Yakinlah seperti Yusuf dan Ayub, awali semuanya dengan keyakinan kepada Allah yang adalah sumber kehidupan kita.
          hidup kita hanya bagaikan embun yang hanya sekedip mata akan hilang. maka dari itu sikapi pergumulanmu dengan bijak, kuasailah situasi menyulitkan itu, jangan situasi menyulitkan itu menguasaimu. Semangat dan yakin bahwa ada Tuhan untuk kita.

Khotbah tema kerusakan lingkungan

     Kerusakan lingkungan hidup jarang untuk kita sadari, sekali pun bencana datang tak juga kita kunjung menyadari. Mungkinkah karena tidak...