Tafsiran Kesepuluh Hukum


     Latar Belakang Teks
Kitab Keluaran merupakan kitab yang memiliki empat tema yang menonjol, yakni; Kebebasan, Hukum, Perjanjian, Kehadiran Allah. Kitab Taurat, secara khusus Keluaran 20:1-17 yakni yang kita kenal dengan sebutan kesepuluh Hukum, diberikan oleh Allah kepada Musa dan orang Israel, yang meringkas hukum moral, etika bagi Israel dengan menguraikan tugas-tugas mereka kepada Allah dan sesama
    Struktur
1.      Pernyataan penegasan diri Allah kepada Manusia Ayat 1-2
2.      Perihal penyembahaan berhala ayat 3-6
3.      Penyebutan nama Tuhan dengan tidak sembarangan ayat 7
4.      Perihal Pengudusan hari Sabat 8-11
5.      Perihal moral ayat 12
6.      Larangan-larangan terhadap perilaku yang tidak baik bagi sesama, ayat 13-17
Atau dengan singkat, kita dapat memahami bahwa ada dua bagian pokok dalam teks ini, yakni kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama Manusia, itu ditandai pada ayat 3-11 dan 12-17, yang mengambar perbedaan yang mendasar.
    Tafsiran
Ayat 1&2
            Pada bagian pertama, khususnya ayat 1, itu memberikan pernyataan yang tegas bahwa segalah firman (Hukum Taurat) yang disampaikan kepada bangsa Israel, merupakan sesuatu yang benar-benar diucapkan atau disampaikan oleh Allah sendiri.  
            Dengan perkataan ini, ia hendak mengatakan kepada kita bahwa Ia adalah Allah pembebas.
            Dan pada ayat 2 Akulah TUHAN, Allahmu. Ungkapan ini atau “Akulah TUHAN” sering dipakai pada akhir peraturan-peraturan dalam “Hukum Kesucian” (Im. 17-26) misalnya 18:30. Yang membawa engkau. Kata ganti “engkau” adalah dalam bentuk tunggal. Dengan demikian, Allah berfirman kepada seluruh umat Israel secara kolektif sebagai bangsa sekaligus kepada setiap individu.
Ayat 3-6
Khususnya ayat 3, Apakah arti kata  “dihadapan-Ku” apakah orang Israel berada dihadapan Tuhan, bertemu dengan Tuhan secara tatap muka atau seperti apa???
Di hadapan-Ku. Secara harafia: “di depan muka-Ku”. Kata-kata ini bisa diterjemahkan juga “di samping-Ku” atau “yang melawan Aku”. Dan ayat ini melarang usaha untuk mewakili Tuhan dalam bentuk seekor hewan, burung dan sebagainya. Kata pada ayat 5 “Cemburu”  artinya emosi-Nya kuat dan dalam.
            Hukum ini juga mencegah politeisme yang merupakan ciri agama-agama Timur dekat zaman kuno. Israel tidak boleh menyembah atau memohon kepada salahsatu dewa bangsa lain.


Ayat 7
“Jangan menyebut nama TUHAN dengan sembarangan”. Firman ini melarang orang Israel berusaha mempergunakan kuasa Tuhan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan sifat atau maksud-Nya. Nama Tuhan dinyatakan supaya orang dapat memuji Dia dan berseru kepadanya dalam Doa.
            Dalam Kitab Suci, firman kedua dirumuskan sebagai berikut, “jangan menyebut nama Yahwe, Allahmu dengan sembarangan!” jadi orang boleh mnyebut nama Tuhan  asalkan tidak dengan sembarangan. Dengan kata lain orang tidak boleh menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat, tidak dengan maksud yang baik, singkatnya menyalahgunakan nama Tuhan. Itu dapat berarti sumpah palsu, magi, kutuk, hujat nubuat tipuan, janji kosong, menyesatkan atau merugikan. Orang Yahudi tidak perna menyebut nama Allah sama sekali. Dalam kitab suci mereka nama Allah hanya ditulis empat huruf YHWH dengan maksud supaya tidak diucapkan, atau diucapkan dengan bunyi dan kata lain, Adonai yang berarti Tuhan.
Ayat 8-11
Firman ini mengenai satu hari dalam setiap minggu ketika orang bebas dari pekerjaanya dan berhenti pada hari ke tujuh untuk menguduskanya sesuai perintah Allah.
Ayat 11
Bandingkan dengan Kej 2:1-3
Ayat 12
Hormatilah: kabbed dalam bahasa Ibrani. Akar kata bahasa ini berarti “berat”. Dengan demikian, orang Israel harus memperlakukan orang tua sebagai sesuatu yang sangat penting.
Ayat 13-17
Ayat 13 khusunya kata Membunuh. Ada beberapa kata untuk “membunuh” dalam bahasa Ibrani. Kata ini tidak dipakai untuk pembunuhan musuh dalam perang atau (dengan satu kekecualian saja, yaitu Bil 35:30) untuk hukuman mati atas pembunuhan orang lain. Namun menunjuk kepada semua bentuk pembunuhan yang menganggu atau merugikan masyarakat.



Ayat 14 dan 15 merupakan sesuatu yang sudah jelas.



Ayat 16
Apa arti dari kata sesama dalam teks ini? Sesamamu. Secara harafia “tetanggamu”. Meskipun kata ini sering berarti “sesama Israel”, disini menunjuk kepada semua orang termasuk orang asing yang dengannya ada kontak dalam kehidupan sehari-hari.[9]
Ayat 17, jika kita mengamati dan memahami isi dari ayat ini, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa ayat ini ditujukan kepada seorang laki-laki khusunya pada kalimat “jangan mengingini Isterinya”. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan apakah ini hanya berlaku bagi laki-laki?
            Secara sepintas kita akan mengatakan bahwa hal ini hanya ditujukan kepada laki-laki, karena penulisan alkitab sendiri ditulis oleh laki-laki yang hidup dalam budaya tertentu yang menekankan wibawa dan dominasi figut bapak atau patriarki[10namun nampaknya tidak seperti itu, hukum Taurat berlaku juga bagi para perempuan, karena hukum ini bersifat universal bagi seluruh kaum Israel. Tetapi sekali lagi, karena alkitab dituliskan dalam budaya ke bapak-bapaan sehingga menjadi seperti ini.
    Implikai/Kesimpulan
Dari uraian diatas, kita dapat memahami bahwa Allah memberi pernyataan bahwa hukum Taurat merupakan hal yang benar-benar diucapkan oleh/berasal dari Allah. Ayat 3-6 mengajarkan bahwa Allah tidak ingin diduakan, Allah tidak ingin dibentuk seperti patung yang menyerupai apapun seperti kebiasan suku lain yang menyembah patung, sebab Allah adalah Allah yang “cemburu” Allah yang memiliki emosi yang kuat dan amat dalam. Jangan menyebut nama Tuhan dalam pengertian menggunakan nama Tuhan dengan hal yang tidak baik, dapat juga berarti jangan menyebut nama YHWH seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi. perihal hari Sabat berkaitan dengan satu hari dalam setiap minggu ketika orang bebas dari pekerjaanya dan berhenti pada hari ketujuh dengan maksud mnguduskan hari Sabat. Ayat 12 berkaitan dengan perilaku yang seharusnya bagi orang tua dan ayat 13-17 juga menyangkut perilaku yang tidak seharusnya dilakukan terhadap orang lain, seperti jangan membunuh, kata membunuh memiliki maksud tertentu, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Dengan singkat kesepuluh hukum berisi hukum Moral, etika yang seharusnya kepada Allah dan Manusia, atau kasih kepada Allah dan sesama. Hal ini dipertegas dengan ucapan hukum yang utama dan terutama dari Yesus. 
# Oleh Jovier Timu 
#Terimah Kasih atas kunjungannya

Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya



Secara etimologi Roh Kudus dalam Perjanjian Lama RUAKH HAQODESH. Ungkapan ini digunakan pada kitap orang Yahudi yakni “Tanakh”. RUAKH (Roh dapat juga di artikan angin, bisa juga nafas).
Pekerjaan Roh dalam penciptaan dapat kita lihat pada Kejadian 1:2 “bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Juga ada dalam Kejadian 2:7 “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan Nafas hidup kedalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Pekerjaan Roh Kudus kepada umat Allah dapat kita lihat pada kitab Yoh 16: 4b-15. Pada kitab ini, kita dapat mengetahui pekerjaan “Penghibur” (Roh Kudus) kepada umat Allah. misal; ayat 8 “Ia akan menginsafkan dunia akan dosa..” atau contoh lain, 1 Petrus 1:15-16 yang pada intinya mengatakan “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”. Pribadi yang bekerja menjadikan kita kudus, ialah Roh Kudus itu sendiri. Sebagai pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, Roh Kudus sama kudusnya dengan Allah Bapa dan Anak. Jadi tentang Roh Kudus, sangat jelas dijelaskan dalam PL dan PB.

IPTEK Vs Iman Kristen


     Hubungan IPTEK Dan Iman Kristen Dalam Alkitab

Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5).” Dari ayat ini bisa kita lihat bahwa Allah sebenarnya menghedaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti, kita tidak perlu menjauhi IPTEK tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi .
            Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun Bait Allah. melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendaknya (Keluaran 36:1) Kejadian 11:1-9 tentang pembangunan menara Babel menunjukkan betapa manusia begitu sombong dengan kemampuan yang dimiliki. Mereka menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mencari nama, membangun kota dengan menara sampai ke langit supaya Tuhan tidak menyerakkan manusia ke seluruh bumi. Hal ini melawan kehendak Tuhan yang mengatakan bahwa manusia harus bertambah banyak memenuhi bumi (Kejadian 1:28) karena itu Allah kemudian murka kepada manusia dan mengacau balaukan bahasa dan menyerakkan manusia keseluruh bumi sehingga pembangunan kota itu berhenti.
            Dari penjelasan beberapa ayat-ayat Alkitab di atas, mengindikasikan bahwa ilmu pengetahuan memberi dampak yang kurang baik bagi relasi antara manusia dengan Allah, sehingga ilmu pengetahuan dengan  theology (iman Kristen) menjadi sesuatu yang sensitive, padahal ilmu pengetahuan pada hakekatnya merupakan kemampuan dari manusia yang dapat memuliakan nama Allah, namun sebaliknyalah yang terjadi.

        IPTEK vs Iman Kriten
     
                Ketika hidup dalam zaman pengetahuan yang bertambah maka manusia diperhadapka dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan manusia bersifat materialistis. Pengetahuan yang bertambah-tambah menyebabkan penemuan benda-benda yang baru bertambah-tambah pula. Produk-produk yang ada sekarang ini lebih canggih ketimbang produk yang ada dari sebelumnya. Itu semua karena penemuan yang terbaru yang membuat manusia semakin “gila” dengan rasa ingin memiliki barang yang terbaru entah itu mobil, perabotan, rumah atau barang mewah lainnya. Manusia semakin bersifat konsumerisme. Akhirnya manusia mulai lupa akan Tuhan penciptanya.
           
 Dewasa ini didengung-dengungkan bahwa waktu adalah uang. Manusia dituntun bagaimana harus memanfaatkan waktu secara efesian dan efektif. Waktu begitu berharga sehingga muncullah segala sesuatu yang bersifat instan sehingga waktu yang kita miliki bagi Tuhan akan bersifat instan. Padahal yang seharusnya kita perlu duduk di kaki Tuhan secara tenang. Materialisme dan Konsumerisme telah melanda dunia dan menyebabkan manusia menjadi demikian “mabuk” untuk menikmatinya, seperti mobil mewah, perhiasan mewah, barang-barang mewah dan sebagainya, khususnya bagi orang Kristen.
         Hal di atas dapat menjadi kisah lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana. Kecepatan pertimbangan teknologi khususnya teknologi komunikasi mempunyai dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Namun yang tetap harus diberi perhatian adalah media komunikasi massa memiliki dimensi ganda dan sifat yang ambivalen. Pada satu titi media ini berperan stategis untuk mempercepat informasi. Pada sisi lain media komunikasi massa tidak dapat disangkal acap kali menyuguhkan serta menstanfer nilai, pemikiran gagasan yang tidak senapas dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Film-film adegan-adengan seks,kekerasan/sadisme dan lain-lain. Moderenisasi memang mengubah pola hidup seseorang menjadi cara hidup yang lebih mudah. Dengan adanya modernisasi itu juga setiap orang dapat mengikuti perkembangan zaman menurut era globalisasi saat ini. Adanya modernisasi manusia dimanjakan oleh berbagai macam kecanggihan sesuatu hal yang ia butuhkan akan terpenuhi dengan cepat hal tersebut menimbulkan sifat ketergantungan dan sifat yang tak mau bersifat kerja keras juga sifat individualistik dapat terjadi.
           Penjelasan di atas memberi pemahaman bahwa kemajuan IPTEK memberi pengaruh yang negative bagi manusia khusus bagi iman Kristen, persaingan antara IPTEK dan iman Kristen begitu ketat dalam kehidupan warga gereja.




[1] https://id.scrid.com / doc/ 208876285 /makalah-Ipteks-terhadap-Kristen
[2] Harolde V. Loloang, Teologi dan Teknologi Modern, (Malang :Gandum Mas, 2006) .hlm. 10-11
[3] Weinata Sairin, iman Kristen dan Pergumulan Kekinian,( Bandung: Bina Media informasi, 2012). Hlm.172-173
[4] https://mgmppakboyolali-wordpress-com .cdn.ampproject.org/v/s/mgmppakboyolali.wordpress.com/2017/03/13modernisasi.

Khotbah tema kerusakan lingkungan

     Kerusakan lingkungan hidup jarang untuk kita sadari, sekali pun bencana datang tak juga kita kunjung menyadari. Mungkinkah karena tidak...