Istilah “Trinitas” pertama kali
digunakan oleh Tertullian (160-230), dia adalah seorang pemimpin gereja, lahir,
hidup dan meniggal di Kartago, sekarang Tunisia. Ia mendefenisikan Trinitas
sebagai: “Una subtantia trepersonae”
(satu subtansi tiga pribadi).
Namun ajaran/dogma ini pertama kali ada sejak zaman purbakala. Masa kerajaan Babilonia sudah terbiasa menyembah berhala tiga Tuhan dalam kesatuan. Kebiasaan ini, juga banyak ditemukan di Mesir, penduduk Mesir menyembah tiga Tuhan dalam satu yakni; Osiris, Isis, dan Horus. Juga Yunani dan Romawi baik sebelum, selama maupun sesudah Yesus. Di Yunani, ajaran ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan oleh Plato (?-347) dan kemudian dianut oleh Gereja pada abad ke II.
Namun ajaran/dogma ini pertama kali ada sejak zaman purbakala. Masa kerajaan Babilonia sudah terbiasa menyembah berhala tiga Tuhan dalam kesatuan. Kebiasaan ini, juga banyak ditemukan di Mesir, penduduk Mesir menyembah tiga Tuhan dalam satu yakni; Osiris, Isis, dan Horus. Juga Yunani dan Romawi baik sebelum, selama maupun sesudah Yesus. Di Yunani, ajaran ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan oleh Plato (?-347) dan kemudian dianut oleh Gereja pada abad ke II.
Trinitas merupakan kepercayaan
Pagan Kuno. Para peneliti sepakat bahwa teologi trinitas yang muncul dalam umat
Nabi Isa a.s. sebenarnya sudah ada pada sebagian agama pagan terdahulu, seperti
agama bangsa Mesir, Hindu dan Buddha.
Dari uraian ini,
tak dapat dipungkiri bahwa memang benar peyembahan terhadap tiga Tuhan dalam
kesatuan sudah ada sebelum Kristen ada. Namun, itu bukan berarti orang Kristen
telah membuat-buat atau mereka-reka Tuhan itu menjadi tiga dan disembah dalam
kesatuan, tetapi memang pada hakekatnya Allah yang disembah oleh orang Kristen
adalah Allah yang tak terbatas, Allah yang memiliki “Tiga Pribadi” yakni Allah
sebagai Pencipta, Penyelamat/Pembebas, dan Penghibur, itulah yang mereka sebut
Allah Bapa, Allah Anak (Pribadi Kristus), Roh Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar